ARTIKEL ARSITEKTUR INDONESIA
ARSITEK: EKO PRAWOTO
NAMA BANGUNAN: RUMAH BUTET
KERTARADJASA
Rumah Butet
Kertaradjasa seniman teater Indonesia yangberlokasi di Desa Kasihan,
Bantul,selatan Yogyakarta, didesain olehEko Prawoto. Di dalam rumah inikita
dapat melihat bentukan massayang tidak kaku. Mulai dari depan,pagar pintu masuk
didesain denganbanyak bentuk kurva. Efek yangdidapatkan adalah rumah terlihatdinamis
dan akrab. Pagar halamandepan dibuat dengan bahan batuyang disusun ke atas
membentukgaris.
Di
atasnya terdapat batang bambu yang disusun berjajar ke atas denganrapi.
Permainan bahan lokal ini (batu dan bambu) memberikan kesan ramah
padalingkungan dan kebudayaan.
Pintu masuk utama rumahsengaja dipilih bahan
kayu yang terlihat usang dan rustic. Di sebelah pintu utamadipasang lukisan
bergambar malaikat. Di dalam rumah terdapat tangga yangterbuat dari kayu. Anak
tangga dilubangi di bagian tengahnnya dan diisi denganslip gaji ketika Butet
pertama kali memulai kariernya sebagai seniman teater.Di bawah tangga terdapat
kolam ikan. Di atas kolam ikan terdapat pottanaman yang terbuat dari lumpang
(kayu bekas tempat penumbuk padi). Semuaornamen interior rumah dibuat dengan
motif lokal, terutama motif Jawa. Beberapakaca juga menggunakan bahan kaca
berwarna dan bermotif batik untukmemperkuat kesan lokal.
Penggunaan
material-material juga layakdioptimalkan, seperti penggunaan kembalibahan-bahan
alam atau material-material yangmasih layak pakai. Sebagai contoh, pada
rumahButet Kertarajasa, Eko menggunakan pecahan-pecahan keramik bekas sebagai
finishing salahsatu sisi lantai, dan malah menjadi sebuahdesain yang menarik.
Hal ini dimaksudkan untukmengolah kembali limbah yang dihasilkan dariproduksi.
Tak lupa Eko
menciptakan citra rumahsesuai dengan karakter penghuninya. Dalamkasus rumah
Butet, pada ruang makan terciptasuasana rumah yang sangat kentalmengandung
unsur etnik sesuai dengan Butetyang seniman. Hal ini mungkin Eko
inginmenciptakan suasana seniman di rumahseorang seniman.
Di rumah
Butet Kertaradjasa, tanggasekaligus jadi ruang pamer barang-barangkoleksi.
Tangga ini ada di ruang makan. Anaktangga atau pijakannya berukuran 90m x
30cm,yang disusun berjarak 13cm. Anak tanggaditopang oleh konsol dari plat besi
4cm dan besibeton 12mm, yang dibentuk lengkung. Papankayu 8cm x 12cm sepanjang 2m menyanggakonsol besi ini.Tepat di
bawah tangga ada kolam ikandan tanaman dalam pot. Tangga dibuat tidakmemblokir
pandangan ke taman. Tangga harus jadi elemen yang menyatukan rumah dengantaman.
Maka bentuk tangga dibuat tidak soliddan seolah-olah melayang.
Anak
tangganya terbuat dari lumpang tua yaitualat tradisional untuk menumbuk padi.
Lumpang inidibelah jadi papan setebal 4cm. Di bagian tengahpapan masih ada lubang
bekas alat tumbuk.Diameter lubang bervariasi, antara 11cm sampai20cm. Lubang
inilah yang dijadikan tempatmenyimpan sekaligus memajang benda-bendakenangan
Butet dan istrinya.Tangga tampak antik karena memakai kayu-kayu tua. Selain
anak tangga, railing juga dari kayubekas tangkai bajak. Bordes, yang berukuran
168cmx 168cm, diberi pagar kayu madura antik. Bordes ini jadi tempat
favorit Ruliyani untuk beristirahat.
Penyediaan
ruang terbuka hijau harus benar-benar diperhatikan guna menyeimbangi tanah
yangditutup oleh beton, yang dipadukan dengan konseptidak tersekatnya antara
ruang dalam dan ruangterbuka hijau tersebut, sehingga menimbulkansuasana yang
menyatu dengan alam sekitar untukmenjaga keharmonisan dengan alam. Selain gunamenjaga
keharmonisan, rancangan tanpa sekattersebut atau perbanyak bukaan juga
sangatmenguntungkan bagi sebuah hunian di iklim tropisuntuk sirkulasi udara dan
cahaya.