Kamis, 27 Februari 2014

 ARTIKEL ARSITEKTUR INDONESIA
ARSITEK:  EKO PRAWOTO
NAMA BANGUNAN: RUMAH BUTET KERTARADJASA
Rumah Butet Kertaradjasa seniman teater Indonesia yangberlokasi di Desa Kasihan, Bantul,selatan Yogyakarta, didesain olehEko Prawoto. Di dalam rumah inikita dapat melihat bentukan massayang tidak kaku. Mulai dari depan,pagar pintu masuk didesain denganbanyak bentuk kurva. Efek yangdidapatkan adalah rumah terlihatdinamis dan akrab. Pagar halamandepan dibuat dengan bahan batuyang disusun ke atas membentukgaris.
 Di atasnya terdapat batang bambu yang disusun berjajar ke atas denganrapi. Permainan bahan lokal ini (batu dan bambu) memberikan kesan ramah padalingkungan dan kebudayaan.
 Pintu masuk utama rumahsengaja dipilih bahan kayu yang terlihat usang dan rustic. Di sebelah pintu utamadipasang lukisan bergambar malaikat. Di dalam rumah terdapat tangga yangterbuat dari kayu. Anak tangga dilubangi di bagian tengahnnya dan diisi denganslip gaji ketika Butet pertama kali memulai kariernya sebagai seniman teater.Di bawah tangga terdapat kolam ikan. Di atas kolam ikan terdapat pottanaman yang terbuat dari lumpang (kayu bekas tempat penumbuk padi). Semuaornamen interior rumah dibuat dengan motif lokal, terutama motif Jawa. Beberapakaca juga menggunakan bahan kaca berwarna dan bermotif batik untukmemperkuat kesan lokal.
Penggunaan material-material juga layakdioptimalkan, seperti penggunaan kembalibahan-bahan alam atau material-material yangmasih layak pakai. Sebagai contoh, pada rumahButet Kertarajasa, Eko menggunakan pecahan-pecahan keramik bekas sebagai finishing salahsatu sisi lantai, dan malah menjadi sebuahdesain yang menarik. Hal ini dimaksudkan untukmengolah kembali limbah yang dihasilkan dariproduksi.
Tak lupa Eko menciptakan citra rumahsesuai dengan karakter penghuninya. Dalamkasus rumah Butet, pada ruang makan terciptasuasana rumah yang sangat kentalmengandung unsur etnik sesuai dengan Butetyang seniman. Hal ini mungkin Eko inginmenciptakan suasana seniman di rumahseorang seniman.
Di rumah Butet Kertaradjasa, tanggasekaligus jadi ruang pamer barang-barangkoleksi. Tangga ini ada di ruang makan. Anaktangga atau pijakannya berukuran 90m x 30cm,yang disusun berjarak 13cm. Anak tanggaditopang oleh konsol dari plat besi 4cm dan besibeton 12mm, yang dibentuk lengkung. Papankayu 8cm x 12cm sepanjang 2m menyanggakonsol besi ini.Tepat di bawah tangga ada kolam ikandan tanaman dalam pot. Tangga dibuat tidakmemblokir pandangan ke taman. Tangga harus jadi elemen yang menyatukan rumah dengantaman. Maka bentuk tangga dibuat tidak soliddan seolah-olah melayang.
 Anak tangganya terbuat dari lumpang tua yaitualat tradisional untuk menumbuk padi. Lumpang inidibelah jadi papan setebal 4cm. Di bagian tengahpapan masih ada lubang bekas alat tumbuk.Diameter lubang bervariasi, antara 11cm sampai20cm. Lubang inilah yang dijadikan tempatmenyimpan sekaligus memajang benda-bendakenangan Butet dan istrinya.Tangga tampak antik karena memakai kayu-kayu tua. Selain anak tangga, railing juga dari kayubekas tangkai bajak. Bordes, yang berukuran 168cmx 168cm, diberi pagar kayu madura antik. Bordes ini jadi tempat favorit Ruliyani untuk beristirahat.
Penyediaan ruang terbuka hijau harus benar-benar diperhatikan guna menyeimbangi tanah yangditutup oleh beton, yang dipadukan dengan konseptidak tersekatnya antara ruang dalam dan ruangterbuka hijau tersebut, sehingga menimbulkansuasana yang menyatu dengan alam sekitar untukmenjaga keharmonisan dengan alam. Selain gunamenjaga keharmonisan, rancangan tanpa sekattersebut atau perbanyak bukaan juga sangatmenguntungkan bagi sebuah hunian di iklim tropisuntuk sirkulasi udara dan cahaya.